“Painful Love”
Katamu cinta adalah sesuatu yang selalu membuatmu tersenyum—bahkan bukan hanya kamu, tapi orang-orang yang berada di sekitarmu juga akan merasakannya.Itu kan, katamu dulu? Dulu, ya... dulu.. tetapi sekarang?Lalu hari ini, apa kata-katamu itu masih bisa dengan lantangnya kamu ucapkan. Tidak perlu dengan tersenyum pongah, hei ingat, aku hanya saudara lelakimu—bukan pesaingmu. Ingat itu! Tak ada niatku untuk merebut gadismu.Tapi sekarang, aku memilikinya. Haha... apa kamu masih bisa tersenyum? Apa kamu akan tetap bahagia? Bodoh! Mengingat namamu pun kamu tak bisa.Dan sekarang aku memiliki wanitamu!Aku juga merebut wanitamu dari lelakinya!Tapi aku tak sepertimu, memilikinya karena cinta hingga kamu merasakan kesakitan.Karena sampai saat ini, aku tak pernah paham tentang cinta.Aku memilikinya, untukmu. Ya, hanya untukmu!Tunggu sejenak, aku hanya akan mengantarnya saja. Tidak lain! Tetaplah di sana, sampai wanitamu datang, lalu membawa apa yang selama ini kamu harapkan...Cinta....
Februari 2013, saya dihubungi oleh sekretaris Media
Pressindo yang mengabari kalau naskah novel yang saya kirim—kurang
lebih tiga minggu sebelumnya—bersedia diterbitkan. Tentu saja, saya
sangat senang. Pada waktu yang sama, saya sedang menantikan proses kelahiran
novel komedi saya. Setelah telpon itu, saya dihubungi oleh Mbak Fatimah
Azzahra, meminta revisi untuk ending. Dia menginginkan novel romance
pertama saya ini berakhir dengan manis, bukan sebaliknya.
Maka demi kebaikan naskah saya sendiri, saya tidak
menolak. Lagipula, saya tidak harus merombak naskah secara keseluruhan.
Hanya menulis ulang bab terakhir dan epilog. Jujur saja, ketika itu
saya buntu. Saya memilih cerita saya berakhir tragis lantaran, saya
tidak menyukai happy ending. Maka, Mbak
Fatimah menyarankan saya banyak menonton film romantis; Film Jepang,
Korea, Thailand dll.
Seminggu kemudian, saya telah merampungkan tugas
saya dan segera mengirimkan hasil revisi serta kelengkapannya kepada
Mbak Fatimah dan setelah itu saya menunggu kabar baik selanjutnya.
Jujur saja, ini adalah naskah novel pertama yang
saya tulis dan saya selesaikan. Bersama modal beberapa novel metropop
sebagai referensi, maka lahirlah cerita Ken yang berniat membalaskan
dendam kakaknya kepada wanita yang telah mengkhianatinya. Namun perjuangannya
tidak berjalan dengan lancar. Wanita yang dikiranya mengkhianati kakaknya,
telah menyimpan rahasia besar yang membuat Ken bergeming.
Lalu, bersama kenyataan yang baru diketahuinya, Ken
urung membalaskan dendamnya dengan alasan, kakaknya bukan hanya satu-satunya
korban. Wanita itu pun terluka. Salah satu alasan lainnya, adalah dengan
hadirnya Nadine yang perlahan membuat dia percaya, bahwa cinta itu ada.
Selain cinta yang menyakitkan, cinta juga hadir sebagai penawarnya.
Saya tidak akan panjang lebar memperkenalkan tokoh-tokoh
yang terlibat dalam perjuangan Ken. Saya teramat menyukai karakter tokoh
utama perempuan saya dalam novel ini. Dia adalah Nadine. Seorang gadis
sederhana yang tentu saja memiliki ambisi dalam hidupnya. Lalu hadirnya
Ken membuat dirinya sadar, ada hal yang lebih penting dari ambisinya,
yakni cinta, kasih sayang serta ketulusan yang diberikan laki-laki itu.
Ah, lagi-lagi tentang cinta. Gadis itu baru menyadari
bahwa hal-hal kecil yang Ken tawarkan, adalah sebentuk cinta yang hadir
secara perlahan, namun pasti. Lalu dia menyadari cinta ada di antara
mereka setelah merasakan kehilangan. Dia pun terluka, namun bersama
cinta yang memberi keyakinan, dia bangkit dan terus berharap.
Meski tidak terlalu mendalam, tetapi saya menghadirkan
setting kota Bandung—Jalan Braga, dua hotel besar di Bandung yang
posisinya saling berhadapan dan stasiun kereta api—yang telah mempertautkan
Ken dengan Nadine. Ada juga kota Jakarta dan di akhir, saya sedikit
menuliskan stasiun kereta api Gare de Lyon-Paris, sebagai
sajian penutup.
Baiklah, hanya itu yang bisa saya paparkan.
Mengenai kelanjutan kisah mereka, bisa dinikmati dalam novel Painful
Love yang telah beredar di toko buku. Inilah debut saya
sebagai penulis romance. Semoga suka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar