Ceritanya, pada libur akhir pekan yang cukup
panjang, saya memutuskan untuk rehat dari segala aktivitas, kemudian memilih
Pantai Kuta untuk menenangkan diri sambil riset kecil-kecilan buat naskah novel
yang sedang ditulis, eh diedit maksudnya. Mau percaya atau tidak, yang jelas
saya tidak sedang serius, lho.
Jadi, saat itu saya sedang berjemur di
tepi pantai, menikmati cahaya matahari yang lagi terik-teriknya. Intinya sih
lagi tan gratisan. Tetapi tiba-tiba
saja saya diganggu oleh suara dehaman seseorang yang tidak hanya satu dua kali,
lebih lah. Ada empat kali. Lalu, saya membuka mata dan mendapati kawan lama
saya yang sekarang sudah beralih profesi menjadi wartawan infotainment. Dari
tivi dan acara apa, dia malah merahasiakannya. Saya sempat ragu, jangan-jangan
ini sejenis liputan investigasi, which is,
suara saya nanti jadi mirip orang bengek dan wajah saya juga kena sensor.